BOOKING TIKET PESAWAT

Kompetisi industri penerbangan

Kompetisi industri penerbangan. Info sangat penting tentang Kompetisi industri penerbangan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Kompetisi industri penerbangan

Kompetisi industri penerbangan. Bisnis Tiket Pesawat Terbang. Langit Indonesia kian sesak saja dipenuhi burung besi. Selain maskapai udara dari dalam negeri, sejumlah maskapai penerbangan dari negeri tetangga ikut menyesaki ruang udara kita. Bisnis Tiket Pesawat, Berita Penerbangan, pesawat terbang. Yang terbaru adalah kehadiran FlyFirefly Sdn Bhd. Sejak dua bulan lalu, anak perusahaan Malaysia Airlines System (MAS) itu mengajukan surat izin usaha penerbangan (SIUP) ke Departemen Perhubungan RI. Kabar itu dilansir Tri S. Sunoko, Direktur Angkutan Udara pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, Selasa pekan lalu. "Pada saat ini sedang kami kaji pengajuan SIUP baru Firefly Indonesia (FlyFirefly Sdn Bhd --Red.), penanam modal asing dari Malaysia," ujar Tri S. Sunoko.

Perusahaan penerbangan berkonsep biaya murah (low cost carrier --LCC) itu bakal punya status sebagai maskapai penerbangan di Indonesia. Nama armadanya: Firefly Indonesia. Ekspansi bisnis maskapai asal negeri jiran itu rupanya terkait pemberlakuan kebijakan udara terbuka se-Asia Tenggara (ASEAN Open Sky Policy) pada 2015. Tahun itu adalah realisasi perizinan bebas angkutan udara di Asia Tenggara secara penuh untuk penumpang dan barang.

Tapi Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, memastikan bahwa Indonesia akan menunda untuk terlibat sepenuhnya. Hal itu akan ia sampaikan dalam forum ASEAN Summit di Hanoi, Vietnam, April nanti, atau dalam pertemuan tingkat menteri transportasi se-ASEAN, November mendatang di Brunei. Pada saat itulah, kebijakan liberalisasi angkutan udara di Asia Tenggara dibahas kembali, setelah sebelumnya dibahas pada akhir tahun lalu. Tujuan penundaan itu tak lain agar semua pihak di Indonesia punya persiapan matang. "Jika tidak siap, penerbangan nasional kita justru dilayani mereka (asing)," katanya.

Karena itulah, Freddy melanjutkan, regulasi, kondisi bandar udara (bandara), dan operator penerbangan nasional di Indonesia harus dipersiapkan dulu. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay, dari 28 bandara di Indonesia, yang dipersiapkan menghadapi perizinan bebas udara itu hanya lima bandara. Yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Bandara Kuala Namu, Medan, Bandara Juanda, Surabaya, Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dan Bandara Hasanuddin, Makassar.

Alasan pemilihan lima bandara itu, kata Herry Bakti, karena dinilai sebagai bandara yang berada di daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya relatif tinggi. Wilayah itu dianggap terbesar dalam kuantitas penumpang dan kargo, baik dalam angkutan udara domestik maupun luar negeri. Area itu pun memiliki cakupan rute dalam dan luar negeri terbanyak. Termasuk dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan terlengkap. "Itu juga akan membagi pintu masuk ke Indonesia lewat jalur barat, tengah, dan timur," katanya kepada Birny Birdieni dari Gatra.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger