BOOKING TIKET PESAWAT

keraguan terhadap buku elektronik atau ebook

keraguan terhadap buku elektronik atau ebook. Info sangat penting tentang keraguan terhadap buku elektronik atau ebook. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai keraguan terhadap buku elektronik atau ebook

PLN Kotabumi Lampung Utara
cartoon picture gallery
CAR Magazine Online
Cell Phone and Mobile Technology
Woman Beautiful Hot pictures
Koleksi Gambar Kartun
Galeri foto artis wanita cantik
Aircraft images wallpaper gallery
Ship images wallpaper
Gambar Pesawat Terbang
Gambar Kapal Laut
keraguan terhadap buku elektronik atau ebook
Para pengembang teknologi e-book akan memadukan buku sebagai bacaan dan tren Internet sebagai sebuah "komunitas percakapan global". E-book di masa depan akan menyediakan jendela yang memungkinkan pembacanya untuk langsung bersosialisasi secara virtual dengan pembaca lain yang sama-sama sedang membaca judul e-book yang sama. Para pembaca e-book yang sama bisa saling mendiskusikan bab demi bab--bahkan halaman demi halaman--e-book yang sedang dibacanya. Bergaul secara virtual memang adalah aspek sosial buku yang paling mungkin dapat diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Kita bisa memimpikan e-book macam apa pun di masa depan. Tetapi, jangan pernah memimpikan matinya buku cetak di masa depan. Buku cetak akan tetap hidup di masa depan seperti halnya radio masih hidup di era televisi dan multimedia interaktif saat ini. Chris Steib mungkin cuma seorang bujangan di New York, Amerika Serikat, yang kebetulan menjadi anggota gather.com, sebuah website jejaring sosial semacam friendster.com. Tapi di halamannya di website itu, melalui posting berjudul “The Ultimate eBook Experiment: Reading in the Bathtub”, dia dengan telak, walau juga mengundang gelak, menepis salah satu wujud keraguan terhadap buku elektronik atau ebook: bahwa ebook bisa dibaca sambil berendam di bak mandi, sedangkan buku konvensional justru mustahil. Semua itu, menurut pengantar yang Steib tulis, bermula dari pernyataan Margaret Atwood, novelis dan penyair dari Kanada, dalam satu forum di London Book Fair tentang apa yang dia pandang sebagai kelemahan terbesar ebook. Berbeda dengan “buku reguler”, kata Atwood, ebook tak bisa dibaca sambil berendam di bak mandi. Steib memutuskan untuk mengakhiri “teori” itu. Dia mengadu Sony Reader-nya yang masih gres dengan satu edisi The Crying of Lot 49, novel karya Thomas Pynchon, di lingkungan yang “Bu Atwood begitu berani menyebut sebagai domain sebenarnya dari buku kertas --bukan digital”. Steib tentu tak mau mengambil risiko Sony Reader-nya rusak karena air. Dia memanfaatkan plastik pembungkus untuk melindungi Sony Reader-nya maupun novel Pynchon. Dengan sederet foto, Steib menunjukkan betapa Sony Reader tetap berfungsi sebagai mestinya sekalipun dalam keadaan terbungkus plastik; dia bisa memilih buku yang dibaca dan membalik-balik halamannya. Sebaliknyalah yang terjadi dengan novel Pynchon: dalam keadaan terbebat plastik, mana mungkin orang bisa membalik-balik halamannya? Banyak orang yang berpandangan seperti Atwood. Dalam kenyataannya, kita mungkin juga cenderung begitu. Atau, paling tidak, kita akan berpendapat sebagaimana halnya kebanyakan orang bahwa buku adalah sesuatu yang mesti kita terima apa adanya; ia memang temuan yang menakjubkan, yang dirancang dengan sempurna, terus berfungsi, dan bermanfaat sepanjang masa tanpa petunjuk penggunaan dan... ya, baterei. Dengan kata lain, sebagai sebuah temuan, buku sudah begitu sempurna, yang tak mungkin dibuat lebih baik. Namun, tentu saja, ada pula orang-orang lain yang “senakal” Steib.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger